"Kekinian" Atau Kehabisan Duit?

Kekinian Atau Kehabisan Duit?

ZoyaQQ — Generasi millennial yang sedang mendominasi dunia saat ini dikenal sebagai generasi yang hobi selfie dan senang berbagi video dan foto melalui beragam akun media sosial yang dimiliki. Sebagai generasi yang tumbuh seiring dengan perkembangan internet dan smartphone, kehidupan generasi millennial tak bisa lepas dari media sosial. Mereka sangat aktif berbagi cerita, video, foto melalui laporan kegiatan di Facebook, #OOTD Instagram, Youtube, Vlog pribadi, hingga post Snapchat yang jumlahnya bisa mencapai belasan per harinya.

Media sosial dipandang sebagai salah satu sarana menunjukkan diri atau mengekspresikan diri. Adanya “tuntutan” untuk eksis secara tidak langsung mendorong kita untuk "memamerkan" sesuatu yang baru, entah itu pakaian, gadget, kafe, dan lain-lain. Tetapi sadarkah kamu, kalau perlahan demi perlahan, tuntutan eksis di media sosial tersebut beresiko  menguras kantong dan memperburuk kondisi keuangan kita.

Tuntunan untuk “keep up with the trend” di media sosial itulah yang juga seringkali membuat kita membeli sesuatu yang sebenarnya tidak kita butuhkan. Pengeluaran-pengeluaran kecil dan remeh yang sebenarnya tidak dibutuhkan itu dikenal juga dengan Latte Factor. Kalau kita terus-terusan tidak sadar dengan Latte Factor yang kita miliki, lama-lama bisa menguras uang yang kita punya, lho!

Istilah Latte Factor sendiri ditemukan oleh David Bach, penulis buku finansial ternama. Latte Factor adalah pengeluaran untuk hal yang sebenarnya tidak perlu, yang terlihat kecil dan tanpa sadar dilakukan terus menerus, hingga akhirnya membuat pengeluaran membengkak. Tidak hanya latte atau kopi, Latte Factor yang dibeli setiap hari, pengeluaran untuk baju, kosmetik, transportasi online, biaya transaksi perbankan juga merupakan Latte Factor, lho.

Hati-hati ya, sobat, karena gaya hidup seperti itu bisa jadi berbahaya! Bahkan, bisa-bisa pengeluaran lebih besar daripada penghasilan yang diperoleh setiap bulannya. Sebuah riset dari Kadence International Indonesia pada tahun 2013 menemukan fakta bahwa 28% masyarakat Indonesia memiliki pengeluaran yang lebih besar daripada pendapatan.

Berangkat dari masalah tersebut, ada tiga tips yang dapat dilakukan untuk memerangi "Latte Factor" ini.
Pertama, tanamkan gaya hidup hemat melalui konsep berpikir memenuhi kebutuhan dan menahan keinginan. Hal ini bisa dilakukan dengan mengajukan pertanyaan: “Apakah kita butuh untuk "mengonsumsi” hal itu secara terus-menerus?”

Kedua, tidak terpengaruh mengikuti gaya hidup di sekitar yang tidak sesuai dengan kemampuan kita. Berani, percaya diri untuk tetap menjadi diri sendiri, dan tidak ikut-ikutan gaya hidup orang lain itu wajib kita praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat membantu menahan uang kita "mengalir keluar" dengan deras melebihi "aliran masuk".

Ketiga, bijak-bijaklah dalam memilih pengeluaran dan menanamkan budaya menabung. Pengeluaran yang ditekan membuat kita memiliki sisa uang lebih untuk ditabung. Tabungan ini tentunya berguna untuk segala kebutuhan yang tak terduga nantinya.

Ayo mulai sadar dengan "pengeluaran-pengeluaran kecil" yang kita lakukan setiap hari. Dengan mengetahui apa saja pengeluaran kita termasuk latte factor, kita pasti jadi lebih fokus menyiasatinya supaya tidak terbawa arus konsumerisme. Tentunya dengan menjalani hidup yang lebih hemat juga, ya!

No comments

Powered by Blogger.