Inilah Usaha Manusia dalam Mengotak-atik Cuaca Dunia

ZoyaQQ — Cuaca atau iklim adalah sesuatu yang besar yang berjalan begitu saja di alam semesta. Saat waktunya musim hujan tiba, alam akan menciptakan awan  begitu pun saat musim salju, alam akan menurunkan butiran salju ke daratan. Semua berjalan sebagaimana mestinya kecuali saat manusia merusak alam seperti sekarang hingga pemanasan global terjadi dalam iklim serta cuaca jadi susah diprediksi.

Terlepas dari ulah manusia dalam merusak lingkungannya. Makhluk yang menempati bumi ini ternyata juga pernah atau bahkan sedang berusaha mengotak-atik cuaca. Dengan peralatan canggih yang dibuat, manusia berusaha mengubah cuaca sesuai dengan keinginannya. Berikut beberapa usaha yang dilakukan manusia untuk mengotak-atik cuaca dan iklim:

1. Membuat Hujan di Padang Pasir


Barangkali padang pasir adalah satu dari beberapa tempat di bumi yang tidak nyaman untuk dihuni. Udaranya yang sangat panas dan kering membuat manusia susah hidup di sini. Tumbuhan pun hanya beberapa saja yang mampu bertahan hidup dengan melakukan adaptasi selama bertahun-tahun lamanya.



Untuk membuat padang pasir jadi nyaman untuk dihuni, ada beberapa ilmuwan dari perusahaan Swiss yang membuat tower pemicu badai dan hujan (Meteo System). Tower dengan ketinggian 33 kaki atau 10 meter ini digunakan untuk memproduksi ion negatif yang akan memicu hadirnya awan dan juga hujan.

Sayangnya, apa yang dilakukan ini belum juga menemui hasil memuaskan. Bahkan, ilmuwan yang bernama Max Planck mengatakan kalau beberapa badai yang terjadi di kawasan gurun di Arab terjadi karena anomali alam bukan karena diubah oleh manusia.

2. Modifikasi Cuaca Ala Tiongkok


Dalam usahanya untuk mengatur cuaca sesuai dengan keinginan, Tiongkok selalu berada di garis depan. Bahkan negeri ini memiliki kantor khusus yang digunakan sebagai pengatur cuaca di langit. Dengan berbagai peralatan yang sangat canggih, Tiongkok berusaha mengendalikan cuaca sehingga acara penting tidak terganggu karena hujan atau badai.


Proses pengendalian cuaca yang dilakukan oleh Tiongkok ternyata sudah berlangsung sejak puluhan tahun yang lalu. Sejak tahun 1980-an, negeri ini selalu berusaha mengatur cuaca yang ada di langitnya.
Pengaturan cuaca ini dilakukan dengan mempersiapkan 4.000 roket dan 30 pesawat. Tiongkok akan memastikan kalau di hari-hari penting, hujan atau bencana cuaca lain tidak akan hadir. 

Well, mungkin kalau di Indonesia ada pawang hujan.

3. Project Cirrus yang Nyaris Berhasil Mengubah Arah Badai


Beruntunglah kita semua tinggal di Indonesia yang lepas dari jalur topan. Amerika dan negara lain seperti Jepang dan juga Filipina selalu langganan topan dan menyebabkan banyak warga kehilangan rumah dan juga meninggal dunia. Menyaksikan bahaya yang mengancam dari topan yang bisa datang kapan saja setiap tahun ini, Amerika berinisiatif untuk mengubah arah dari topan ini.


Pasca perang dunia ke-2 atau pada tahun 1946-1947, proyek pengendalian topan ini resmi dilakukan. Ilmuwan dan penerbang menduga kalau memasukkan dry ice ke dalam pusaran akan memicu adanya awan. Dengan hadirnya awan, pusaran akan terganggu dan arah akan beralih. Proyek ini sebenarnya sedikit berhasil, tetapi minimnya dana membuat kelanjutan proyek ditiadakan.

4. Project Skyfire untuk Mencegah Banyaknya Petir Menyambar Bumi


Faktanya dalam satu hari saja ada ribuan petir yang menggambar bumi. Sambaran petir ini kerap menghancurkan apa saja termasuk rumah dan membunuh manusia. Di Amerika, sambaran ini kerap menimbulkan percikan api dan kobaran hebat kerap terjadi di hutan saat musim panas tiba dengan udaranya yang kering.


Untuk menghindari adanya sambaran petir yang terus menyebabkan kebakaran, para ilmuwan di Amerika akhirnya membuat proyek bernama Skyfire. Proyek ini berfokus pada pengendalian cuaca agar petir yang mematikan tidak banyak terbentuk. Ilmuwan berusaha melakukan modifikasi pada awan agar minim gesekan ion sehingga petir yang menyambar bisa diminimalisasi.

Inilah beberapa usaha yang dilakukan manusia dalam mengendalikan cuaca. Semoga dengan kemajuan teknologi yang semakin berkembang pesat, kita dapat meminimalkan bencana alam, ya. Tetapi tentu saja tanpa mengganggu keseimbangan alam.

No comments

Powered by Blogger.