Hanya Karena Membaca, Negara-negara Ini Bisa Menjadi Bangsa yang Hebat

ZoyaQQ — Bagi sebagian atau mungkin juga banyak orang, membaca adalah kegiatan yang sama sekali tidak menyenangkan. Membaca memang terkesan membosankan lantaran hanya duduk diam sambil membolak-balik buku. Tapi, adalah salah besar kalau kita sampai menganggap aktivitas ini tidak berguna apa-apa. Faktanya, membaca bahkan bisa mengubah sejarah suatu bangsa!

Ya, mungkin kamu belum tahu kalau gara-gara membaca, beberapa negara mengalami hal yang luar biasa. Ada yang bangkit dari keterpurukan, mengubah kezaliman raja, dan bahkan menjadi kiblat semua negara di dunia. Membaca memang kesannya remeh, tapi ketika ia dikemas sedemikian rupa hasilnya akan luar biasa.

Masih soal membaca, berikut adalah beberapa negara yang sudah membuktikan, kalau aktivitas ini sungguh bisa menghasilkan banyak dampak besar.

1. Jepang Bisa Hebat dan Bangkit dari Keterpurukan Gara-Gara Membaca


Amartya Sen, seorang peraih Nobel Ekonomi 1998, menyoroti kebangkitan Jepang dari perspektif literasi atau keaksaraan. Dari penglihatannya, Jepang telah bangkit pada pertengahan abad ke-19 dengan restorasi Meiji-nya—di mana ketika itu Jepang memulai kebangkitannya dengan membangun manusianya melalui pemberantasan buta huruf.
Bahkan pada saat itu, Jepang telah memiliki tingkat keberaksaraan yang lebih tinggi daripada Eropa, lho! Pada tahun 1913, meski Jepang secara ekonomi belum berkembang seperti sekarang, negara ini telah menjadi salah satu produsen buku terbesar di dunia—dimana mereka telah menerbitkan lebih banyak buku, bahkan dibandingkan dengan Amerika Serikat!



Jangan terkejut jika suatu saat nanti kamu datang ke Jepang dan masuk ke densha (kereta listrik), karena kamu akan melihat sebagian besar penumpangnya, baik anak-anak maupun dewasa, sedang asyik membaca buku atau koran. Bahkan tidak peduli dalam posisi duduk atau berdiri. Kamu pasti tidak pernah menjumpai pemandangan seperti ini di Indonesia, bukan? Bisa dipastikan bahwa di rumah maupun sekolah, masyarakat Jepang lebih intens membaca.



Selain itu, Jepang juga sangat pandai dalam membuat masyarakatnya gemar membaca. Salah satu strateginya adalah banyaknya penerbit yang membuat manga sebagai materi-materi kurikulum sekolah, baik untuk SD, SMP maupun SMA. Pelajaran Sejarah, Biologi, Bahasa, dan lainnya disajikan dengan menarik agar pembacanya lebih merasa tertarik.

Budaya baca orang Jepang juga didukung oleh kecepatan dalam proses penerjemahan buku-buku asing (Baik dari bahasa Inggris, Perancis, Jerman, dsb). Konon kabarnya, legenda penerjemahan buku-buku asing sudah dimulai pada tahun 1684, seiring dengan dibangunnya institute penerjemahan dan terus berkembang sampai zaman modern. Biasanya, terjemahan buku bahasa Jepangnya sudah tersedia hanya dalam beberapa minggu saja sejak buku asingnya diterbitkan, lho!

Kehadiran buku telah mengubah Jepang menjadi bangsa yang diperhitungkan di dunia, meskipun dulu sempat terpuruk akibat bom atom Amerika Serikat, minat membaca yang sangat tinggi telah mengubah keterpurukan menjadi kemajuan.
Nampaknya, Jepang telah mampu mengaplikasikan sekaligus membuktikan kepada semua orang kebenaran dari pendapat yang mengatakan bahwa “buku adalah jendela peradaban dan kunci perubahan dunia”.

2. Finlandia Jadi Negara Hebat karena Membaca


Berbicara soal Finlandia, orang-orang pasti akan selalu mengaitkannya dengan pendidikan. Memang tidak bisa dipungkiri, kalau pendidikan di negara yang satu ini sungguh luar biasa. Bahkan sampai sekarang, mereka masih menjadi negara yang pendidikannya teratas di dunia. Hal ini kemudian mendorong banyak negara lain untuk melakukan hal serupa. Lalu, tahukah kamu mengapa hal hebat macam begini bisa terjadi di negara dingin tersebut? :D


Rupanya semua itu juga tak luput dari budaya membaca yang mereka lakukan! Membolak-balik buku sudah jadi kebiasaan yang sangat mendarah daging di sana. Bahkan, sejak balita, anak-anak Finlandia sudah dijejali buku-buku yang membuat antusiasme mereka terhadap membaca menjadi selalu terjaga dan naik sepanjang waktu.


Alasan kenapa bayi diberikan bacaan adalah karena di masa-masa ini adalah waktu paling kritis dalam belajar sepanjang hayat. Di waktu itu pula otak bayi berkembang cepat. Finlandia sendiri menerbitkan lebih banyak buku anak-anak dibandingkan negeri mana pun di dunia. Membudayakan membaca kepada anak-anak ini juga dikemas lewat tontonan televisi. Umumnya stasiun TV di sana akan menyiarkan program berbahasa asing dengan teks terjemahan dalam bahasa Finnish, sehingga anak-anak bahkan juga membaca sewaktu menonton TV.

Dari kebiasaan membaca yang semacam ini, hasilnya bisa kita lihat sendiri sekarang. Meskipun Finlandia bukan negara kaya, tapi soal pendidikan, belum ada yang dapat mengalahkan mereka. Sampai hari ini pun, Finlandia masih jadi kiblat di dunia pendidikan.

3. Revolusi Prancis Terjadi Gara-Gara Membaca


Sebelum Raja Louis XVI naik tahta sebagai pemerintah Perancis, atmosfer sosial politik di negeri cinta kala itu sudah cukup panas. Saat itu rakyat sangat membenci kerajaan, karena dianggap tidak menjunjung kesetaraan sosial dan semena-mena. Rakyat juga ingin menghilangkan segala korupsi dan praktik-praktik makan hati yang dilakukan oleh orang-orang kaya dan bangsawan.


Hingga kemudian terjadilah Revolusi Perancis, yang merupakan salah satu tragedi penting dalam sejarah dunia. Peristiwa besar ini pun membawa banyak pengaruh, termasuk salah satunya adalah perkembangan studi ilmu hubungan internasional dalam rentang pertengahan tahun 1700-an hingga awal tahun 1800-an,

Revolusi Perancis mampu mengubah sejarah, termasuk mengguncang sistem absolut kerajaan. Revolusi ini secara khusus tak hanya berdampak pada Perancis secara internal saja, tetapi juga Eropa secara keseluruhan.


Rupanya, ada sumber literasi yang mengatakan, bahwa Revolusi Perancis dipicu dari pemikiran sastrawan bernama Voltaire yang tertulis dalam novelnya “Candide”. Novel tersebut telah mengkritik kekuasaan negara Perancis, yang karena suaranya, Voltaire pun akhirnya dihukum mati oleh pemerintah. Dan setelah masyarakat lebih melek membaca, tulisan Voltaire pun ramai menjadi perbincangan hingga memicu gerakan Revolusi Perancis. Budaya membaca buku di Perancis sendiri belum hilang sampai hari ini.

Membaca mungkin sesederhana duduk dan membuka lembaran-lembaran kertas bertulisan, tapi siapa sangka aktivitas ini bisa berdampak besar. Bukti yang tidak bisa terelakkan lagi ya ketiga negara di atas. Seumpama negara-negara di atas sama sekali tidak memberdayakan membaca, maka sejarah mereka pasti ceritanya lain. Bahkan mungkin mereka tidak akan menjadi negara yang sehebat sekarang. Indonesia sendiri, kalau ingin lebih hebat, sepertinya juga bisa mencapainya dengan cara yang sederhana tadi ya, yaitu membaca. ^_^

No comments

Powered by Blogger.