Fakta Makanan "Asli" Indonesia yang Ternyata Berasal dari China

ZoyaQQ — Kuliner Indonesia itu tidak ada duanya. Iya lho, hal ini sudah banyak yang mengakui. Cita rasa makanan di negeri kita begitu kaya dan menggugah selera. Meskipun saat ini banyak bisnis masakan luar negeri yang masuk ke Indonesia dan masakan fusion yang mulai banyak digemari, bisnis kuliner tradisional tidak pernah kehabisan pasar.

Tapi sadarkah kita selama ini kalau kenyataannya, kekayaan kuliner Indonesia itu tidak murni dari Nusantara semata? Tahukah bahwa sebagian masakan "khas Indonesia" yang sering kita makan dan sukai ternyata berasal dari luar negeri, yaitu salah satunya adalah Tiongkok atau China? Pasti kamu tidak pernah menyangka fakta sejarah dari beberapa makanan yang akan disebutkan ini. Siap-siap untuk terkejut melihat fakta berikut ini, ya!

Nasi Goreng


Indonesia bangga banget dengan kuliner yang satu ini. Setiap kali ada turis mancanegara yang bertanya apa makanan enak di Indonesia, kebanyakan jawaban yang mereka terima pasti adalah nasi goreng. Rupanya itu adalah jawaban yang tepat, karena banyak sekali yang kemudian jatuh cinta pada nasi goreng pada suapan pertama. Bahkan Barack Obama pun mencintai makanan tersebut. Tetapi ternyata, nasi goreng itu bukan berasal dari Indonesia, saudara-saudara!!



Walaupun cita rasa nasi goreng saat ini sangat Indonesia karena kaya akan rempah-rempah, namun dulunya makanan ini merupakan makanan khas Tionghoa. Nasi goreng sudah ada sejak jaman 4000SM! Berawal dari Orang Tionghoa yang tidak menyukai makanan dingin, tapi tidak mau membuang-buang makanan. Mereka pun mengolah lagi makanan yang sudah ada, sehingga kemudian terciptalah nasi goreng!

Bakso


Bakso juga selalu menjadi salah satu makanan "khas Indonesia" yang sangat dibanggakan. Rasanya yang gurih, kuahnya yang hangat, teksturnya yang lembut, dan harganya yang terjangkau membuat bakso dapat dinikmati semua kalangan. Tetapi dari mana sih sebenarnya asal bakso? Mungkin beberapa akan menyebut Solo? Malang?



Jawabannya adalah SALAH. Bukan rahasia lagi jika bakso berasal dari Tionghoa. Hal ini dapat dilihat dengan mudah dari namanya, dimana awalan 'Bak' yang berarti daging dan 'So' yang berarti giling. Bakso dibuat oleh seorang anak Tionghoa yang ibunya menyukai daging tapi tidak dapat mengunyah dikarenakan usia. Anak tersebut akhirnya mencari cara supaya ibunya tetap bisa makan daging tanpa kesusahan. Ia kemudian memiliki akal untuk menggiling daging dan merebusnya sehingga terciptalah bakso.

Lumpia


Lumpia, atau 'lun pia' merupakan jajanan yang juga sering kita kategorikan sebagai jajanan tradisional Indonesia. Sampai ada lagunya pula tentang lumpia basah asal Semarang. Tidak salah juga sih. Tapi makanan ini tidak lahir di sini, lho.



Ya, lumpia dibawa dari Tiongkok dan dipopulerkan oleh etnis Tionghoa yang tinggal di Semarang. Lumpia terdiri dari lembaran tipis yang terbuat dari tepung dan berisi sayur-sayuran atau daging. Penganan sejenis lumpia juga banyak ditemukan di negara-negara Asia Tenggara lainnya, seperti Vietnam dan Filipina, mengingat pengaruh negara China yang dahulu sangat besar di negara-negara Asia, khususnya di Asia Tenggara.

Bakwan


Bakwan memiliki banyak nama di Indonesia, seperti bala-bala, ote-ote, dan weci. Jenis bakwan juga cukup bervariasi, seperti bakwan sayur dan bakwan jagung. Bahkan di Surabaya, bakwan adalah nama penganan sejenis bakso. Memang kalau diartikan secara harfiah dari bahasa aslinya, ‘bak’ berarti daging dan ‘wan’ berarti bulatan.



Dahulu pada saat pertama dibawa dari China ke Indonesia, bakwan aslinya berisi daging atau udang. Buktinya pun masih bisa kita lihat hari ini dengan adanya variasi bakwan udang Tapi kini, bakwan lebih banyak berisi sayuran, agar harga yang ditawarkan pun menjadi lebih murah. Apapun bentuknya kini, bakwan tetap menjadi kegemaran dari orang Indonesia.

Soto


Nah, akhirnya kita sampai ke bagian yang paling tidak disangka-sangka. Soto adalah salah satu makanan yang "Indonesia banget". Mungkin sedikit jumlah orang di negara kita sekarang yang tahu bahwa soto sebenarnya berasal dari Tiongkok! Soto aslinya bernama caudo, yaitu hidangan sup yang berbahan dasar daging dan berbagai bumbu.



Etnis Tionghoa pada saat itu memasaknya untuk menghangatkan tubuh di kala cuaca sedang dingin. Makanan ini pun kemudian diadopsi oleh masyarakat pribumi dan mengganti beberapa bumbu dengan rempah-rempah khas Indonesia supaya rasanya lebih ramah di lidah. Akhirnya soto pun tersebar ke seluruh Nusantara dan dikembangkan oleh masyarakat hingga muncul berbagai variasi.

Tahu Sumedang


Judulnya tahu sumedang, ternyata yang membawanya pertama kali adalah orang Tionghoa yang datang ke Cirebon pada saat itu bernama Ong Kino, tapi yang mengembangkan bisnis tahu Sumedang adalah Ong Bungkeng yang merupakan anak dari Ong Kino. Makanan yang rasanya eleuh-eleuh banget ini makin populer ketika Bupati Sumedang kala itu mampir dan mencicipi tahu Ong Bungkeng.



Gara-gara sang bupati bilang enak dan berkata kalau makanan itu bakal laku keras, ternyata kini jadi kenyataan! Tahu Sumedang tidak hanya ada di Sumedang sekarang, tapi juga dijual di beberapa kota. Meski rasanya beda-beda tipis dengan yang asli, tapi tetap laris manis di manapun dijual.

Kalau sudah tahu sejarahnya begini. kita perlu memahami bahwa sesungguhnya Indonesia memang negara yang unik. Tidak hanya kaya akan kebudayaan yang berbeda namun bersatu satu sama lainnya, kulinernya juga merupakan adaptasi dari berbagai makanan di berbagai daerah. Sehingga diharapkan kita pun bisa lebih menghargai antar etnis atau suku, dan hidup berdampingan dengan saling berkontribusi satu sama lainnya.

Semoga dengan semakin sadarnya akan "siapa" sesungguhnya Indonesia itu bisa membuka mata kita semua, apalagi di tengah situasi saat ini, dimana masih atau bahkan bertambah kuatnya sentimen dan propaganda yang ditujukan kepada etnis tertentu, dikarenakan masyarakat kita yang masih selalu menjadi korban dari banyaknya pemberitaan palsu atau hoax dengan maksud atau tujuan tertentu. Semoga kita juga bisa terus bangga dengan makanan-makanan khas Indonesia dan bahkan mengembangkannya lebih lagi, ya!

No comments

Powered by Blogger.